Pernah mendengah kisah Nabi Musa yang membelah Laut Merah dengan tongkat untuk membawa umatnya menghindar dari kejaran Firaun? Ya, kisah tersebut terdapat dalam Al-Quran dan Injil. Siapapun akan takjub mendengar kisah itu. Atas izin Tuhannya, Musa mampu membelah Laut Merah.
Kisah Nabi Musa itu, ternyata memberi inspirasi sejumlah arsitektur di Belanda untuk merealisasikan cara muda untuk menyeberangi laut, sungai, atau danau. Mereka pun membuat jembatan pembelah laut, sungai, atau danau. Bukan membangun jembatan yang ada di atas
sungai sebagaimana umumnya, tapi jembatan itu ada di dalam sungai.
sungai sebagaimana umumnya, tapi jembatan itu ada di dalam sungai.
Sungai atau tepatnya parit yang memiliki lebar sekitar 50 meter, dibelah menjadi dua dengan sebuah jembatan sebagai pembatasnya. Sebagaimana dikutip dari inhabitat.com, jembatan itu berada di daerah Brabant, jalur Barat di Belanda. Konon, parit itu sudah ada sejak abad ke-17. Di kiri dan kanan parit itu, dibuat benteng sebagai tempat perlindungan diri dari invasi Prancis dan Spanyol.
Nah, untuk memudahkan menyeberanginya, maka sejumlah arsitektur mencoba merealisasikan untuk membangun sebuah jembatan yang menghubungkan kedua sisi parit itu. Dan jembatan itu, terinspirasi dari kisah Nabi Musa. Uniknya, jembatan itu dibuat tidak begitu terlihat secara sejajar, kecuali saat berada di ujung jembatan.
Sebagai fondasinya, jembatan itu bersentuhan langsung dengan dasar sungai. Dan untuk memberi kemudahan menyeberanginya, maka sang arsitek membuat papan sebagai alas dan tangga untuk naik ke atas pembatas benteng. Dengan desain ini, maka tampak jembatan memanjang yang membelah permukaan parit.
0 komentar:
Posting Komentar